Insecure: Jangan Biarkan Kepercayaan Diri Memadam
Terlalu lama berada dirumah selama adanya pandemi ini, menjadikan saya lebih punya banyak waktu luang, lebih sering makan, tidur, lalu makan lagi, menghabiskan masakan buatan ibu dan lebih lama pula menggenggam smartphone guna menyelami kehidupan di dunia maya melalui berbagai platform social media. Namun belakangan, ada hal mengganjal yang kemudian saya rasakan (bukan perihal timbunan lemak yang mengganjal diperut dan pipi). Ada suatu hal tak beres, yang lebih tepatnya dipicu ketika melihat kehidupan orang lain, paras orang lain, hal yang mereka lakukan, sampai-sampai ke bentuk tubuhnya sekalipun, melalui Instagram dan terkadang YouTube. Hal aneh yang saya rasakan, menjadikan diri ini seakan tak berdaya, tak punya apapun untuk dibanggakan, merasa selalu kekurangan, dan sangat tidak percaya diri. Dan untungnya saya cepat tersadar, bahwa apa yang saya alami saat ini yaitu berhubungan dengan perasaan pedicure, eh insecure. Ya perasaan insecure.
Secara harfiah, 'insecure'
/insiˈkjuə/ berasal dari bahasa inggris yang bila diartikan yaitu "tidak
aman, tidak nyaman". Amanda Angela M.Psi, seorang Psikolog yang melayani
konsultasi secara online melalui akun instagramnya, mengungkapkan bahwa
insecure atau insecurity merupakan sebuah kondisi perasaan cemas atau gelisah
yang disebabkan munculnya pikiran tidak berdaya atau merasa lemah di suatu
bidang atau suatu hal.
PERASAAN TAK NYAMAN
Saat merasa tidak aman,
orang cenderung hidup dalam ketakutan. Semakin tidak percaya diri, semakin
banyak rasa tidak aman yang ada dalam pikiran. Insecure banyak terjadi diberbagai
aspek kehidupan. Persoalan yang saya alami sendiri ini lebih tepatnya cenderung
mengarah ke insecure pada penampilan fisik. Saya senang sekali melihat unggahan
foto gadis-gadis cantik nan jelita yang ada di Instagram. Kulit putih bersih
bebas noda, wajah tirus sempurna bak seorang barbie, tinggi semampai layaknya supermodel,
juga berambut panjang dengan sedikit sentuhan curly dibawahnya, menurut saya
semua itu cantik, ah sempurnanya.
Kategori yang menjadi
tolak ukur kecantikan itu, tak lain diciptakan oleh media yang kita tonton setiap
harinya. Oleh media, kriteria cantik tersebut dijabarkannya terang-terangan.
Menurut Alexandra Hendriks dan Michael Burgoon dalam jurnal ilmiah The
Relationship between Fashion Magazine Consumption and Body Satisfaction In
Women: Who Is Most at Risk of Influnce?, terpaan definisi cantik menurut
media (iklan) ini memberikan pengaruh yang kuat bagi banyak wanita. Menjadi
insecure dengan penampilan fisik mereka yang berbeda dengan apa yang diiklankan
media. lalu berusaha menjadikan cantik ideal ala iklan tersebut jadi kenyataan
pada diri mereka. Ditambah dengan melihat berbagai unggahan di media sosial.
Nyatanya saya terpengaruh,
saya merasa tidak percaya diri, merasa berada jauh dibawah perempuan 'cantik'
yang sering saya lihat itu. Gilanya, kerap kali saya pernah terpikir untuk
melakukan cara instan, semisal suntik botox atau face-lift,
untuk menjadi 'cantik' seperti bermacam kriteria diatas. Bersukurnya, pikiran
tersebut tidak pernah saya realisasikan, toh sayang duitnya
mending buat bayar SPP kuliah di kampus *ngingg sensor* yang tak kunjung
ada potongan selama belajar dari rumah, ups sori kelepasan.
Insecure merupakan kondisi
darurat, berbahaya sekali. Perasaan Insecure merupakan masalah besar yang bukan
tak mungkin dapat membahayakan siapapun yang mengalaminya. Salah satu korban dari
masalah ini adalah aktris asal Korea Selatan yaitu Choi Jin-ri atau dikenal
sebagai Sulli. Sulli meninggal dengan bunuh diri pada tahun 2019 silam.
Kematian Sulli sangat mengejutkan dan menggegerkan para fansnya di seluruh
dunia.
Setelah diteliti mendalam,
penyebab Sulli membunuh dirinya sendiri dikarenakan perasaan Insecure terhadap
komentar netizen yang konsisten pada media sosialnya. Yang kemudian menjadikan
Sulli merasa depresi berlebih dan mengganggu kesehatan mentalnya. Nyatanya,
Sulli telah lebih dulu dibunuh oleh perasaan Insecure dan omongan netizen yang tak
beradab. Hal ini turut membuktikan, bahwa rasa insecure atau rasa ketidakamanan
yang berlebih berpotensi membahayakan nasib seseorang jika tidak ditangani
dengan baik. Serem jo, gak main main lho Insecure ini.
Data pun menunjukkan, menurut
survei yang dilakukan oleh portal online cewekbanget.id menunjukan bahwa sebanyak
200 perempuan dengan usia 15-20 tahun di daerah JABODETABEK, Bali, Jogja, Surabaya
dan Semarang, semuanya merasa tak percaya diri dengan penampilan fisiknya
terutama wajah dan berharap dapat mengganti wajahnya sendiri. Lalu sebenarnya apa
penyebab insecure yang paling sering terjadi?
PENYEBAB INSECURE
Alasan mengapa orang-orang
atau bahkan disini 'kita', merasa insecure dikarenakan kita menilai diri
sendiri terlalu rendah. Ibaratnya, ketika kita menilai bahwa diri sendiri terlihat
mempunyai bentuk wajah bulat dengan pipi chubby, warna kulit tidak sesuai
keinginan, tinggi badan tidak sesuai, dan berbagai problematika lain soal menjadi
cantik yang sebenarnya pun tak ada ilmu pasti yang dapat mengukur kecantikan itu
sendiri, maka kita menjadi sangat tidak percaya diri, yang juga menimbulkan
munculnya aura canggung. Juga kemudian timbul rasa tidak aman yang membuat kita
dapat mudah membandingkan diri kita terhadap orang lain. Kemudian, timbulah dalam
diri ini kecemburuan serta iri dengan apa yang dimiliki oleh orang lain, dan sejalan
pula dengan perasaan bahwa kita tak lebih baik dari mereka.
Ekspektasi yang berlebihan
juga kerap kali mengundang insecure untuk hinggap di perasaan kita, ekspektasi yang
terlalu tinggi punya pengaruh pada overthinking. Yang akan merusak
kesehatan mental dan memperburuk kondisi tubuh. Maka ber-ekspektasilah sewajarnya,
untuk jalani hidup secukupnya, ala cuplikan lagu ini. "Bersedihlah
secukupnya, secukupnya. Kan masih ada, penggantinya. Belum waktunya kau bisa, menjawabnya.
Ah aa aa, secukupnya" - Secukupnya, Hindia 2019.
Pemicu berikutnya yaitu kurangnya
rasa bersyukur. Sudahkah bersyukur dengan segala pemberian Tuhan yang tak dapat
tergantikan ini? Cukup sadarkah bahwa apa yang menjadi milik kita saat ini merupakan
anugerah terbesar, bahkan untuk dapat hidup sampai saat ini pun, masih bisa bernafas
dan jantung yang masih berdetak, merupakan God's Greatest Gift yang
harus dan patut kita syukuri ditiap aliran detik kehidupan ini.
Membandingkan diri dengan
orang lain memang tak akan pernah ada habisnya, tak berujung, dan hanya membuat
perasaan iri makin menggerogoti hati.
LEGOWO
Tentu situasi sulit ini
bisa dialami oleh siapapun tanpa terkecuali. Yang paling dibutuhkan bagi diri ini
adalah menerima dengan ikhlas segala kekurangan yang ada, dan mengasah segala
kekurangan itu menjadi sebuah kekuatan. Percaya bahwa semua orang punya
kekurangan bukan berarti tak punya kelebihan untuk dibanggakan. Jangan hanya terpaku
pada titik noda hitam kecil yang ada, tapi mulailah melihat ke sisi putih yang
masih ada.
Nih ya, semua setuju kalau
social media memang terobosan dibidang teknologi yang paling memudahkan kita
berinteraksi satu sama lain dengan sangat mudahnya, seakan dunia dalam satu
gengagaman tangan. Tapi, kalau dengan kebanyakan sosmed-an malah bikin kita
jadi insecure, buat apa? Wahai kalian, millenials umur 20an, apa hidup kalian
sebahagia feed di instagram? Hm meragukan untuk dijawab. Tapi yang pasti,
tolong jadi diri kalian sendiri, se-apa adanya kita, sebahagianya kita. Mending
mulai dikurangin tipis-tipis durasi berselancar di dunia mayanya, dikurangin ya
bukan berarti stop sama sekali loh. Percayalah, semua yang ada di Instagram
tidak mewakili kehidupan si pemilik akun. Instagram hanyalah 1 detik foto dari
24 jam kehidupan manusia. Jadi jangan insecure hanya karena lihat dan
berpendapat bahwa mereka lebih baik dari diri kita sendiri. Kita bisa mulai lakuin
hal lain yang lebih punya dampak positif, misal interaksi secara langsung
dengan orang rumah, ngobrol, diskusi daripada kebanyakan nunduk mantengin smartphone,
atau bisa juga baca buku buat nambah wawasan kita.
Percaya deh, masih banyak
hal lain yang harus diperhatiin selain menyesali atau merasa takut kalo diri
kita ini ga sempurna. Toh kita masih perlu banyak waktu untuk berbenah
diri. Kalo kita merasa tak sempurna di penampilan fisik, yuk buat masa depan kita
menjadi lebih sempurna! Kuy mulai sekarang ilangin insecure, banyakin bersyucure.
(11/05/2020)
article by Rana Muthi Ghaida
Komentar
Posting Komentar